Perbedaan Tv Digital Dan Analog
Keuntungan sistem kamera analog diantaranya:
Perbandingan Diantara Kamera Analog CCTV dan IPC (Internet Protocol Camera)
Dari segi kualitas gambar, kamera IP memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan CCTV analog standar. Bahkan bisa dikatakan kualitas gambar CCTV terbaik masih kalah dengan kualitas kamera IP terendah. Dari segi analisa video, tidak seperti CCTV yang hanya menyimpan hasil rekaman selama beberapa saat saja, IP cam mampu menyimpan hasil rekaman lebih lama sehingga proses analisa video lebih mudah dilakukan.
Sedangkan untuk gambar yang terekam CCTV analog ini sering melakukan kesalahan dalam menggabungkan warna, terkadang warna tercampur antara hitam dan putih. Kesalahan warna ini juga terlihat jelas pada hasil rekaman. Bahkan kamera analog terbaik pun tidak memiliki hasil video yang sesuai dengan hasil kamera IP terendah. Hal ini dikarenakan resolusi yang digunakan kamera IP lebih baik dibandingkan dengan kamera analog. Selain itu, kamera IP dapat merekam gambar yang lebih luas daripada kamera analog. Satu kamera IP dapat menangkap gambar yang sama dengan 1-2 CCTV analog.
Kemudian dari segi efisiensi, IP cam jauh lebih efisien dari CCTV analog. Banyak perangkat keras dan kabel yang harus diatur jika pengguna memilih untuk menggunakan CCTV analog. Banyak peralatan dan kabel jika memilih CCTV analog. Belum lagi pengaturan yang sulit antara DVR dan semua kamera dan monitor yang terhubung. Berbeda dengan IP cam, yang hanya perlu disetel switch yang nantinya akan langsung ditransfer ke Network Video Recorder. Dengan begitu, IP cam menjadi lebih simpel dan ringkas.
Sistem kamera CCTV analog dan kamera IP biasanya menawarkan manfaat akses jarak jauh dan akses melalui tablet dan telepon pintar. Namun, kamera IP biasanya memiliki fitur yang lebih luas daripada sistem kamera CCTV analog.
Tentunya masih banyak sekali teknologi security system yang harus Anda miliki untuk memenuhi keamanan bisnis Anda dari hal-hal negatif yang tidak diinginkan. Dan masih banyak pula produk kami yang harus Anda ketahui. Jadi mari bergabung bersama kami untuk mewujudkan sistem keamanan terbaik bagi perusahaan Anda.
PT. Media Bersama Sukses adalah perusahaan yang bergerak di bidang Security System Technology. Kami telah merintis dan memantapkan usaha sebagai penyedia dan distributor produk teknologi keamanan yang berkualitas seperti CCTV dan Access Control dari brand-brand ZKTeco, SPC Indonesia, Honeywell Indonesia dan Hikvision
MBS CCTV menjalin komunikasi dengan pelanggan secara dekat untuk memahami tujuan dan tantangan mereka. Kami memposisikan diri sebagai mitra bisnis untuk kesuksesan setiap klien dengan menyediakan solusi sistem keamanan terbaik. Secara konsisten memperkenalkan teknologi baru dan memperbarui solusi untuk beradaptasi dengan kebutuhan klien yang berubah dan dinamika pasar. Tujuan MBS CCTV adalah menjamin keamanan terbaik untuk membantu klien mencapai tujuan bisnis mereka.
Bersama MBS CCTV, kami akan membantu memenuhi kebutuhan teknologi sistem keamanan anda secara profesional karena kami merupakan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi sistem keamanan serta merupakan distributor resmi produk kamera CCTV, access control, fire alarm dan lain sebagainya dari brand-brand ternama dan terpercaya seperti Honeywell Indonesia, Hikvision Indonesia, SPC Indonesia, ZKTeco Indonesia dan brand-brand lainnya.
Dengan berbagai pengalaman dan proyek besar yang kami kerjakan, MBS CCTV layak Anda jadikan sebagai solusi terbaik untuk sistem keamanan perusahaan Anda.
Hubungi kami! (031) 591-4700 / (031) 593-9337 [email protected] https://www.mbscctv.com/
Kunjungi kami! Jalan Dharmahusada Utara No.22 Surabaya 60285, Indonesia
Pernahkah kamu menemukan atau mendengar istilah gramatur dan gramasi? Kedua istilah tersebut berkaitan erat dengan dunia percetakan. Jadi, jika kamu sering mengunjungi percetakan atau bahkan bekerja di bidang tersebut, tentu saja tak asing dengan istilah gramatur dan gramasi. Meskipun begtiu, masih banyak orang yang masih bingung dalam membedakan penggunaan kedua istilah tersebut.
Nah, agar tidak keliru ketika menggunakan istilah gramatur dan gramasi, yuk simak penjelasan di bawah ini!
Gramatur adalah istilah yang merujuk pada ukuran berat atau ketebalan kertas dengan jenis serupa. Satuan yang digunakan adalah gram per meter persegi atau gram per square meter (gsm).
Ada beberapa jenis gramatur kertas yang lazim digunakan, di antaranya yaitu: gramatur 60, 70, 80, dan 100 gsm (kertas HVS) cocok untuk mencetak dokumen, gramatur 120-160 gsm (art paper, matte paper, brief card) cocok untuk mencetak brosur dan majalah, gramatur 190-260 gsm (art paper, kertas conorado, brief card, blues white) cocok untuk mencetak kartu nama, poster, undangan, sertifikat, dan cover buku, gramatur 270-310 gsm (conorado, art cartoon) cocok untuk mencetak undangan, poster, dan cover buku, dan gramatur 350-500 gsm (art carton, ivory, duplex) cocok untuk mencetak kemasan.
Gramasi merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada ukuran berat atau ketebalan kain dalam gram per meter persegi atau gram per square meter (gsm). Misalnya, cotton combed 20s mempunyai gramasi sekitar 190-200 gsm, cotton combed 24s mempunyai gramasi 175-185 gsm, sementara cotton combed 30s mempunyai gramasi 140-150 gsm. Jadi, semakin besar angkanya, semakin besar pula ketebalannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gramatur merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur berat/ketebalan kertas, sedangkan gramasi adalah satuan untuk mengukur berat/ketebalan kain.
Cetak produk printing apa pun (brosur, banner, poster, stiker, kartu nama, undangan, majalah kaos, kemasan, dll) untuk berbagai keperluan hanya di Soerabaja45! Kamu bisa custom desain, ukuran, dan bentuk sesuka hati. Bebas order berapa pun tanpa minimal order (kecuali produk tertentu). Harga terjangkau, mulai dari Rp500 aja.
Tak hanya itu, khusus bulan ini, ada promo besar-besaran dari Soerabaja45! Kamu bisa mendapatkan potongan harga sebesar Rp2000-2500 per meter untuk cetak banner. Selain itu, untuk kamu yang ingin cetak kaos sablon satuan, ada diskon sebesar 15%, lho. Tanpa syarat apa pun. Promo ini terbatas! Buruan klaim di cabang terdekat atau melalui WA Center. Jangan sampai kelewatan, ya.
Website : soerabaja45.co.id
official akun Instagram @soerabaja45.id official akun TikTok @soerabaja45printing
Kontak CS kami: wa.me/6281131133355
Pernahkah kamu menemukan atau mendengar istilah gramatur dan gramasi? Kedua istilah tersebut berkaitan erat dengan dunia percetakan. Jadi, jika kamu sering mengunjungi percetakan atau bahkan bekerja di bidang tersebut, tentu saja tak asing dengan istilah gramatur dan gramasi. Meskipun begtiu, masih banyak orang yang masih bingung dalam membedakan penggunaan kedua istilah tersebut.
Nah, agar tidak keliru ketika menggunakan istilah gramatur dan gramasi, yuk simak penjelasan di bawah ini!
Gramatur adalah istilah yang merujuk pada ukuran berat atau ketebalan kertas dengan jenis serupa. Satuan yang digunakan adalah gram per meter persegi atau gram per square meter (gsm).
Ada beberapa jenis gramatur kertas yang lazim digunakan, di antaranya yaitu: gramatur 60, 70, 80, dan 100 gsm (kertas HVS) cocok untuk mencetak dokumen, gramatur 120-160 gsm (art paper, matte paper, brief card) cocok untuk mencetak brosur dan majalah, gramatur 190-260 gsm (art paper, kertas conorado, brief card, blues white) cocok untuk mencetak kartu nama, poster, undangan, sertifikat, dan cover buku, gramatur 270-310 gsm (conorado, art cartoon) cocok untuk mencetak undangan, poster, dan cover buku, dan gramatur 350-500 gsm (art carton, ivory, duplex) cocok untuk mencetak kemasan.
Gramasi merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada ukuran berat atau ketebalan kain dalam gram per meter persegi atau gram per square meter (gsm). Misalnya, cotton combed 20s mempunyai gramasi sekitar 190-200 gsm, cotton combed 24s mempunyai gramasi 175-185 gsm, sementara cotton combed 30s mempunyai gramasi 140-150 gsm. Jadi, semakin besar angkanya, semakin besar pula ketebalannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gramatur merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur berat/ketebalan kertas, sedangkan gramasi adalah satuan untuk mengukur berat/ketebalan kain.
Cetak produk printing apa pun (brosur, banner, poster, stiker, kartu nama, undangan, majalah kaos, kemasan, dll) untuk berbagai keperluan hanya di Soerabaja45! Kamu bisa custom desain, ukuran, dan bentuk sesuka hati. Bebas order berapa pun tanpa minimal order (kecuali produk tertentu). Harga terjangkau, mulai dari Rp500 aja.
Tak hanya itu, khusus bulan ini, ada promo besar-besaran dari Soerabaja45! Kamu bisa mendapatkan potongan harga sebesar Rp2000-2500 per meter untuk cetak banner. Selain itu, untuk kamu yang ingin cetak kaos sablon satuan, ada diskon sebesar 15%, lho. Tanpa syarat apa pun. Promo ini terbatas! Buruan klaim di cabang terdekat atau melalui WA Center. Jangan sampai kelewatan, ya.
Website : soerabaja45.co.id
official akun Instagram @soerabaja45.id official akun TikTok @soerabaja45printing
Kontak CS kami: wa.me/6281131133355
Kekurangan CCTV Digital
Sama halnya dengan CCTV Analog, CCTV digital juga memiliki kekurangan tertentu. Salah satu kendala utama adalah biaya yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan sistem analog.
Pengeluaran awal untuk peralatan dan instalasi yang lebih canggih mungkin menjadi hambatan bagi pengguna dengan anggaran yang terbatas. Karena memiliki berbagai fitur canggih, hal ini terkadang membuat proses setting untuk CCTV digital menjadi lebih rumit.
Selain itu, kebutuhan akan koneksi internet yang stabil juga dapat menjadi kendala, terutama di lokasi dengan infrastruktur jaringan yang kurang memadai. Meskipun mampu menyediakan gambar yang jernih, ketergantungan pada teknologi digital juga berarti bahwa sistem ini dapat lebih rentan terhadap gangguan teknis atau serangan siber.
Bagaimana Hokiers, sudah tahu perbedaan CCTV analog dan digital? Melalui penjelasan di atas yang memberi informasi perbedaan CCTV analog dan digital serta pada kelebihan dan kekurangannya, membuat Anda dapat memilih jenis CCTV yang tepat untuk digunakan.
Untuk memenuhi kebutuhan keamanan perusahaan atau gedung, Anda bisa mendapatkan berbagai kamera pengawasan terbaik yang berkualitas di Hokione. Tidak hanya menyediakan CCTV analog dan CCTV digital, kami juga menyediakan berbagai komponen pendukung untuk memaksimalkan keamanan gedung dan perusahaan.
Jangan ragu untuk menjelajahi ragam teknologi kamera pengawasan terkini yang tersedia. Hokione membantu menghadirkan solusi keamanan yang efisien dan andal. Segera temukan teknologi terbaik untuk keamanan dan pastikan lingkungan bisnis atau gedung Anda terlindungi dengan maksimal.
Jakarta Alarm - Sampai saat ini, CCTV atau Closed Circuit Television adalah salah satu teknologi keamanan yang paling efektif dalam melakukan pengawasan, sehingga jarang sekali Anda akan temukan sebuah area yang tidak diawasi oleh CCTV.
Tetapi, jarang sekali orang-orang mengetahui bahwa CCTV yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu CCTV Analog dan CCTV Digital.
Kedua jenis CCTV ini memiliki kelebihan, kekurangan, dan fungsinya masing-masing. Baik itu secara kualitas gambar hingga ke kinerjanya. Jadi Anda tinggal memilih CCTV sesuai dengan kebutuhan Anda.
Namun, sebelum Anda menindaklanjuti lebih lanjut, lebih baik Anda mengetahui terlebih dahulu mengenai 2 perbedaaan jenis CCTV tersebut. Pahami secara detil dari Jakartaalarm mengenai Perbedaan CCTV Analog dengan CCTV Digital.
Kekurangan CCTV Analog
Meskipun memiliki keandalan dalam beberapa aspek, CCTV analog memiliki sejumlah kekurangan yang perlu dipertimbangkan untuk menggunakannya. Interferensi sinyal dan degradasi kualitas gambar seringkali terjadi membuat resolusi gambar yang dihasilkan tidak terlalu bagus.
Selain itu, instalasi kabel coaxial yang dibutuhkan untuk transmisi sinyal analog dapat menjadi rumit dan memerlukan pekerjaan tambahan. Fitur-fitur canggih seperti deteksi pengenalan wajah juga tidak tersedia untuk CCTV analog.
Baca Juga : Apa itu MCB pada Listrik? Ketahui Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenisnya
Perbedaan CCTV Digital
CCTV digital atau lebih dikenal dengan IP (Internet Protocol) Camera tidak mengandalkan DVR atau memerlukan banyak kabel untuk memakainya. Melainkan ia menggunakan NVR (Network Video Recording).
NVR ini memungkinkan Anda untuk mengakses CCTV digital melalui perangkat Anda yang sudah terhubung dengan jaringan internet. Tetapi sebelum itu, Anda perlu download aplikasi atau software yang mendukung.
Resolusi gambar dari CCTV digital juga jauh lebih baik dibandingkan dengan CCTV analog, karena ia mencapai 1080P Full HD.
Seperti yang telah dibilang juga, CCTV digital jauh lebih efisien dibanding dengan CCTV analog karena Anda tidak perlu menghabiskan waktu dalam mengurus kabel-kabel yang banyak untuk menggunakan CCTV.
Anda juga tidak perlu susah-susah memikirkan konfigurasi yang sulit antara DVR dengan setiap kamera yang telah terhubung. Karena Anda hanya perlu menyetel saklar yang kemudian akan ditransfer ke Network Video Recorder. Jadi, Anda dapat membeli CCTV digital ini apabila Anda tidak ingin ribet dan hanya ingin yang tidak memakan banyak waktu.
Namun ada juga beberapa kekurangan dari CCTV Digital yang mungkin dapat membuat Anda menjauh dalam kemungkinan membelinya. Beberapa kekurangan tersebut adalah bahwa harga CCTV digital cenderung jauh lebih mahal dibanding dengan harga CCTV analog.
Gerakan objek pada CCTV digital juga lebih lambat kecuali dengan produk-produk yang high end. Yang dapat Anda temukan di bagian produk kami.
Satu hal lagi yang perlu diketahui Anda adalah bahwa, bahkan CCTV analog juga bisa diakses menggunakan internet. Istilah CCTV analog dan CCTV digital ini hanya digunakan untuk membedakan antara satu sama lain.
Itulah pembahasan kami mengenai apa perbedaan CCTV analog dengan CCTV digital, menarik kan?, semoga bermanfaat yaa bagi Anda.
Apakah Anda ingin mengetahui info-info lainnya mengenai CCTV atau sistem keamanan yang lain? Maka Anda dapat datang ke blog kami
Ajak Semua Kenalanmu Langganan First Media
Login terlebih dahulu dengan FirstID Anda untuk mendaftarkan teman/kerabat Anda
Cara Mendaftaran Teman/Kerabat
Ketelitian anak timbangan Ketelitian anak timbangan merupakan hal yang menjadi pembeda utama dari berbagai kelas yang dimiliki anak timbangan. Sebagai contoh, anak timbangan ukuran 20kg dengan kelas M3 menurut standar OIML dapat memiliki deviasi ±10,000mg sedagkan anak timbangan kelas yang lebih tinggi seperti kelas F1 dengan ukuran yang sama memiliki deviasi ±100mg. Bahan pembuatan anak timbangan Semakin tinggi kelas anak timbangan, semakin bagus pula bahan yang digunakan. Misalnya untuk kelas M3 hingga M1 berbahan besi cor, namun semakin tinggi kelas anak timbangan seperti mulai dari M1 menggunakan bahan yang lebih baik yaitu stainless steel karena bahan pembuatan anak timbangan akan memberikan pengaruh terhadap ketahanan anak timbangan dan juga tingkat magnetizationnya.
Anak timbangan dengan kelas yang tinggi biasanya berfungsi untuk kalibrasi. Dimana anak timbangan akan digunakan sebagai acuan pada penyetelan timbangan. Baik timbangan mekanik maupun timbangan digital sekalipun. Misal, kita mempunyai timbangan digital dengan kapasitas 5kg dan ketelitian 1g maka sebagai acuan kalibrasi sebaiknya kita menggunakan anak timbangan ukuran 5kg dengan kelas M1 dimana anak timbangan M1 5kg tersebut memiliki deviasi ±250mg. Selain sebagai kalibrasi, anak timbangan dengan kelas yang tinggi juga menjadi salah satu syarat kelengkapan yang menjadi standar dalam sebuah lab atau perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikat iso. Dengan adanya anak timbangan dengan standar kualitas baik maka perusahaan atau institusi dapat melakukan pengecekan terhadap perlengkapan penimbangan yang dimiliki setiap waktu sehingga quality control dapat lebih terjaga.
CV. MEALABS INDONESIA
Jln. Pondok Kelapa Raya Blok G1 No. 3D
Kel. Pondok Kelapa Kec. Duren Sawit
Jakarta Timur DKI Jakarta 13450
021 8694 1748 (Telepon)
0818 0690 5207 (Telepon, WhatsApp)
Ketelitian anak timbangan Ketelitian anak timbangan merupakan hal yang menjadi pembeda utama dari berbagai kelas yang dimiliki anak timbangan. Sebagai contoh, anak timbangan ukuran 20kg dengan kelas M3 menurut standar OIML dapat memiliki deviasi ±10,000mg sedagkan anak timbangan kelas yang lebih tinggi seperti kelas F1 dengan ukuran yang sama memiliki deviasi ±100mg. Bahan pembuatan anak timbangan Semakin tinggi kelas anak timbangan, semakin bagus pula bahan yang digunakan. Misalnya untuk kelas M3 hingga M1 berbahan besi cor, namun semakin tinggi kelas anak timbangan seperti mulai dari M1 menggunakan bahan yang lebih baik yaitu stainless steel karena bahan pembuatan anak timbangan akan memberikan pengaruh terhadap ketahanan anak timbangan dan juga tingkat magnetizationnya.
Anak timbangan dengan kelas yang tinggi biasanya berfungsi untuk kalibrasi. Dimana anak timbangan akan digunakan sebagai acuan pada penyetelan timbangan. Baik timbangan mekanik maupun timbangan digital sekalipun. Misal, kita mempunyai timbangan digital dengan kapasitas 5kg dan ketelitian 1g maka sebagai acuan kalibrasi sebaiknya kita menggunakan anak timbangan ukuran 5kg dengan kelas M1 dimana anak timbangan M1 5kg tersebut memiliki deviasi ±250mg. Selain sebagai kalibrasi, anak timbangan dengan kelas yang tinggi juga menjadi salah satu syarat kelengkapan yang menjadi standar dalam sebuah lab atau perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikat iso. Dengan adanya anak timbangan dengan standar kualitas baik maka perusahaan atau institusi dapat melakukan pengecekan terhadap perlengkapan penimbangan yang dimiliki setiap waktu sehingga quality control dapat lebih terjaga.
CV. MEALABS INDONESIA
Jln. Pondok Kelapa Raya Blok G1 No. 3D
Kel. Pondok Kelapa Kec. Duren Sawit
Jakarta Timur DKI Jakarta 13450
021 8694 1748 (Telepon)
0818 0690 5207 (Telepon, WhatsApp)
Selama kami menggunakan Zachary CCTV, belum pernah mengalami kendala yang berarti. Apabila ada keluhan dan atau pertanyaan juga ditanggapi dengan cepat dan baik. PT JUN H INDONESIA - Cakung | Awalnya saya tidak tahu sama sekali tentang per-CCTV-an. Apa itu IPcam, HD Cam, DVR dsb. Namun penjelasan yg saya peroleh dari Zachary CCTV sangat mudah dipahami, sehingga memperbesar keinginan saya untuk segera pasang CCTV di komplek pergudangan tempat saya bekerja. Pelayanannya baik, respons cepat, dan yg paling penting harganya paling bersahabat, menurut saya. Terima kasih, sukses selalu Zachary CCTV! Rivo Ardian - Kepala Gudang Umbul Tengah - BULOG Serang
Kamera pengawas menjadi salah satu alat keamanan yang cukup banyak digunakan, baik di tempat umum maupun rumah pribadi.
Kamera pengawas menjadi salah satu alat keamanan yang cukup banyak digunakan, baik di tempat umum maupun rumah pribadi. Sebelum melanjutkan, Anda harus terlebih dahulu memahami bahwa CCTV bukan hanya tentang keamanan. Selain keamanan, CCTV dapat menjadi bagian penting dalam menciptakan gaya hidup yang aman dan nyaman. Jadi, memilih untuk menggunakan CCTV di rumah jelas tidak ada salahnya, karena sistem teknologi kameranya yang berfungsi untuk melakukan pengawasan.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan kamera pengawas CCTV tidak lagi terbatas pada bisnis atau tempat umum. Saat ini, di dalam rumah pun sudah menjadi kebiasaan bagi pemilik rumah untuk menggunakan kamera pengawas CCTV yang tentunya menggunakan kamera pengawas CCTV yang memiliki spesifikasi yang berbeda dengan dunia industri. Kamera pengawas CCTV telah menjadi alat yang andal untuk melindungi orang-orang tersayang tanpa membatasi ruang dan waktu, mulai dari memantau aktivitas anak-anak di rumah hingga memantau orang tua lanjut usia hingga memantau hewan kesayangan.
Ada dua jenis kamera pengawas yang banyak dikenal saat ini, yakni IP Camera dan CCTV. Meski keduanya sama-sama berperan sebagai kamera pengawas, namun terdapat beberapa perbedaan antara kamera CCTV analog dengan kamera IP ini.
Closed-Circuit Television, atau singkatnya CCTV, didasarkan pada sinyal analog. Sinyal analog digunakan untuk mengirimkan video dari satu atau lebih kamera ke perangkat penerima (receiver). Kamera CCTV analog merekam gambar dan mengirimkannya ke perekam video digital (DVR) melalui kabel koaksial. DVR kemudian mengubah video dari analog ke digital, memampatkan data dan menyimpannya dalam hard drive.
Secara biaya, kamera CCTV analog jelas lebih murah apabila dibandingkan dengan IP camera. DVR pendukung CCTV analog tersebut juga lebih mudah dipasang dan membutuhkan bandwidth yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena transmisi Video dilakukan dengan menggunakan DVR dan kabel koaksial, bukan menggunakan LAN. Namun, segi negatifnya adalah bahwa kamera CCTV jenis Analog ini membutuhkan banyak kabel-kabel pendukung, belum lagi jika kamera yang digunakan dan dipasang berjumlah cukup banyak.
IPC (Internet Protocol Camera)
Tidak seperti CCTV analog, kamera IP menggunakan koneksi Internet untuk mengirimkan gambar yang diambil. Namanya sendiri merupakan singkatan dari "Internet Protocol camera". IP camera tidak memerlukan DVR sebagaimana CCTV. Sebagai gantinya, IP camera membutuhkan perangkat bernama switch yang disambungkan ke network video recording (NVR), Di NVR terdapat program software yang merekam video, mengubahnya menjadi format digital, lalu menyimpannya ke dalam perangkat penyimpanan, seperti hard drive.
Berbeda dengan kamera CCTV analog yang hanya dapat dilihat pada layar berbasis sinyal analog, kamera IP dapat diakses melalui perangkat yang terhubung ke internet seperti smartphone atau laptop. Rekaman video dapat diakses dengan mengunduh software khusus. Resolusi gambar yang dihasilkan kamera IP bisa jauh lebih tinggi dari CCTV analog, mencapai Full HD (1080p) atau bahkan 4K. Pengguna juga bisa mengatur resolusi video hingga resolusi terendah, misalnya 720x480, serupa CCTV analog, untuk menghemat bandwidth.
Kamera IP memiliki bidang pandang yang relatif lebih luas daripada kamera CCTV analog. Oleh karena itu, kamera tidak perlu dipasang di area yang cukup luas. Selain itu juga, dikarenakan tidak menggunakan kabel sebagaimana CCTV analog, IP camera menjadi lebih ringkas. Pengguna hanya membutuhkan kabel LAN Cat 5 atau 6. Namun, saat ini sudah ada juga kamera IP nirkabel atau wireless.
Sebelum memasang kamera IP, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Khususnya ketersediaan jaringan internet dengan bandwidth yang cukup besar. Jika pengguna tidak memiliki koneksi Internet, biaya pemasangan kamera IP mungkin lebih tinggi pada awalnya. Selain itu, dibutuhkan perangkat penyimpanan dengan kapasitas lebih besar mengingat resolusi videonya bisa cukup tinggi.
Perbedaan CCTV Analog dan Digital
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan salah satu solusi alat keamanan yang umum digunakan baik untuk rumah, perusahaan, maupun fasilitas publik. CCTV melakukan pengawasan keamanan dengan cara merekam, menyimpan, dan memantau gambar video dari lokasi penempatannya.
Saat ini, seperti yang telah disinggung di atas, terdapat dua jenis sistem CCTV yang tersedia di pasaran, yaitu CCTV analog dan digital. Meskipun keduanya bertujuan untuk memberikan keamanan dan pemantauan, keduanya memiliki perbedaan yang mencolok. Berikut lima perbedaan CCTV analog dan digital.
Keuntungan kamera IP dibandingkan CCTV analog:
Instalasi kabel lebih sedikit dan ringkas Biaya kabel, konektor, dan bahan pendukung lainnya bisa lebih rendah Lebih tahan terhadap noise dan interferensi Jika akan ditransmisikan secara wireless, maka wireless IP Camera lebih aman dari penyadapan dibandingkan Kamera analog Lebih sedikit perangkat yang diperlukan untuk mengintegrasikan sistem Teknologi TCP/IP terus berkembang pesat, sehingga fitur-fitur dapat ditingkatkan untuk masa mendatang
Perkembangan teknologi yang makin pesat mengubah banyak hal berpindah ke ranah digital. Mulai dari pendidikan, bisnis, bahkan perihal keamanan. Saat ini, CCTV digital menjadi salah satu alat keamanan yang banyak digemari. Lantas, apa saja perbedaan CCTV analog dan digital?
Jika belum mengetahuinya, Anda datang di tempat yang tepat. Kali ini, Hokione akan menjabarkan berbagai perbedaan CCTV analog dan digital beserta kelebihan dan kekurangannya. Simak selengkapnya untuk memperdalam pemahaman Hokiers.
Perbedaan CCTV Analog
CCTV analog adalah CCTV yang perekamannya menggunakan sinyal analog yang diproses melalui alat bernama DVR (Digital Video Recorder). Jenis CCTV ini memiliki variasi produk yang banyak dari kamera, DVR, sampai ke peralatan pendukung lainnya.
CCTV analog mempunyai resolusi video maksimal 720 x 575 pixel, yang memang lebih kecil dibandingkan dengan resolusi kamera-kamera digital pada saat ini. Pengolahan videonya dimulai dari perekaman sinyal analog yang kemudian di salurkan menggunakan kabel coaxial ke DVR.
DVR tersebut lalu akan merubah sinyal analog ke sinyal digital, setelah itu Anda dapat memonitor gambar setelah terhubung ke alat yang tersambung melalui router dan modem.
Dapat juga dikatakan bahwa resolusi yang ada pada CCTV analog secara umum tidak mencapai angka setengah megapixel.
Tetapi, CCTV analog apabila dibandingkan dengan CCTV digital sangat tidak rumit untuk mempelajarinnya dan harga juga lebih murah dan terjangkau dibandingkan dengan CCTV digital lainnya, dan terkesan mempunyai hasil rekaman yang terkesan lebih “real”.