Jangkrik Termasuk Hewan Metamorfosis Sempurna Atau Tidak Sempurna

Jangkrik Termasuk Hewan Metamorfosis Sempurna Atau Tidak Sempurna

Pengertian Metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan biologis yang terjadi pada hewan selama masa pertumbuhan. Proses metamorfosis ini baru akan berhenti ketika para hewan tersebut sudah memasuki usia dewasa. Istilah metamorfosis sendiri berasal dari bahasa Yunani, dan merupakan gabungan dari tiga kata yakni, Meta yang memiliki arti setelah. Kata Morphe yang berarti bentuk, dan terakhir kata Osis yang berarti bagian dari.

Berbeda dengan kebanyakan hewan lain, hewan yang mengalami metamorfosis tidak hanya tumbuh jadi lebih besar, namun juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang drastis. Tidak jarang selama proses metamorfosis ini, hewan tersebut menumbuhkan organ tubuh baru yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelumnya.

Kupu-kupu misalnya, sebelum memiliki dua sayap yang indah, kupu-kupu hanyalah ulat biasa yang merayap dari satu daun ke daun lain. Namun setelah melakukan metamorfosis, mereka tidak lagi menjadi ulat, mereka bukan hanya memiliki kaki-kaki kecil, tetapi juga dua sayap bercorak indah yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelum metamorfosis.

Mengingat perubahannya yang sangat drastis, tentu saja proses metamorfosis ini tidak selesai dalam waktu satu malam saja. Sebelum berubah, para hewan yang melakukan metamorfosis harus melewati beberapa tahapan. Ada tahapan apa aja?

Pengertian Metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan biologis yang terjadi pada hewan selama masa pertumbuhan. Proses metamorfosis ini baru akan berhenti ketika para hewan tersebut sudah memasuki usia dewasa. Istilah metamorfosis sendiri berasal dari bahasa Yunani, dan merupakan gabungan dari tiga kata yakni, Meta yang memiliki arti setelah. Kata Morphe yang berarti bentuk, dan terakhir kata Osis yang berarti bagian dari.

Berbeda dengan kebanyakan hewan lain, hewan yang mengalami metamorfosis tidak hanya tumbuh jadi lebih besar, namun juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang drastis. Tidak jarang selama proses metamorfosis ini, hewan tersebut menumbuhkan organ tubuh baru yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelumnya.

Kupu-kupu misalnya, sebelum memiliki dua sayap yang indah, kupu-kupu hanyalah ulat biasa yang merayap dari satu daun ke daun lain. Namun setelah melakukan metamorfosis, mereka tidak lagi menjadi ulat, mereka bukan hanya memiliki kaki-kaki kecil, tetapi juga dua sayap bercorak indah yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelum metamorfosis.

Mengingat perubahannya yang sangat drastis, tentu saja proses metamorfosis ini tidak selesai dalam waktu satu malam saja. Sebelum berubah, para hewan yang melakukan metamorfosis harus melewati beberapa tahapan. Ada tahapan apa aja?

Jenis-jenis Metamorfosis

Meski sama-sama melakukan metamorfosis, namun tidak semua hewan melewati proses yang sama. Pasalnya, metamorfosis sendiri terbagi jadi dua jenis yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Kira-kira apa perbedaannya?

Jenis-jenis Metamorfosis

Meski sama-sama melakukan metamorfosis, namun tidak semua hewan melewati proses yang sama. Pasalnya, metamorfosis sendiri terbagi jadi dua jenis yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Kira-kira apa perbedaannya?

Hewan-hewan yang Mengalami Proses Metamorfosis Tidak Sempurna

Kebanyakan dari kita mungkin hanya tahu kupu-kupu sebagai hewan yang mengalami metamorfosis. Nyatanya, ada banyak sekali hewan lain di luar sana yang mengalami proses yang sama.

Beberapa hewan mengalami metamorfosis sempurna seperti kupu-kupu, dan yang lainnya harus puas dengan metamorfosis tidak sempurna mereka. Ngomongin soal metamorfosis tidak sempurna, berikut lima hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, ada hewan apa aja?

Di dunia ini, ada sekitar 4.000 spesies kecoa yang berbeda, dan semuanya melakukan metamorfosis tidak sempurna. Saat musim kawin tiba, kecoa jantan dan betina akan bereproduksi. Seekor betina akan menghasilkan sekitar 40 sel telur yang kemudian berubah menjadi telur.

Gilanya, satu kapsul telur bisa menampung sekitar 50 kecoa. Setelah 38 hari, telur-telur ini akan menetaskan sebagai nimfa berwarna putih seperti kutu. Layaknya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, nimfa kecoa tidak akan melewati proses pupa maupun larva.

Mereka menetas dengan penampilan yang sama dengan kecoa dewasa dalam versi yang lebih kecil. Setelah melewati 42 hingga 154 hari, nimfa kecoa ini akan mengalami molting beberapa kali hingga akhirnya memasuki fase imago atau dewasa.

Sama seperti kecoa, belalang juga hanya melewati tiga fase metamorfosis yakni fase telur, fase nimfa, lalu langsung memasuki fase imago. Selama musim panas, belalang betina akan menghasilkan sekitar 10 sampai 300 telur. Mereka kemudian menyimpan telur-telur miliknya di atas pasir atau tanaman, dan mulai menetas sebagai nimfa sekitar 10 bulan kemudian.

Meski punya penampilan mirip dengan belalang dewasa, nimfa-nimfa ini belum memiliki sayap juga alat reproduksi. Kedua organ tubuh itu baru akan muncul 30 hari kemudian, setelah nimfa berganti kulit selama beberapa kali dan akhirnya menjadi dewasa.

Serangga satu ini pasti terdengar begitu asing di telinga kita. Maklum saja, earwig atau yang dalam bahasa Indonesia disebut cocopet memang tidak hidup di Indonesia dan hanya ditemukan di wilayah Afrika, Selandia Baru, Amerika, Eurasia, dan Australia.

Di siang hari, earwig akan sembunyi di celah-celah tanaman dan baru mulai aktif mencari makan ketika hari sudah gelap. Serangga satu ini akan melompat-lompat dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat untuk menemukan makanan seperti nyamuk, lalat, atau hewan kecil lain yang dia temukan.

Kehidupan seekor earwig dimulai dari telur. Seekor induk earwig dapat menghasilkan telur sebanyak 80 butir. Untuk melindungi telur-telurnya dari pemangsa, induk earwig akan menyimpannya di lubang pohon yang sempit dan tersembunyi.

Setelah melewati beberapa minggu, telur earwig akan menetas sebagai nimfa. Lambat-laun, nimfa kecil ini akan bertambah besar, melakukan pergantian kulit, sebelum akhirnya resmi menjadi earwig dewasa.

Sama seperti earwig, capung juga masuk dalam jajaran hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum akhirnya berubah jadi nimfa. Betina akan menyimpan telur capung yang berbentuk sedikit lonjong di air berarus deras seperti sungai.

Di usia tiga minggu, telur capung akan menetas menjadi larva ganas pemakan segala. Mereka biasanya akan memangsa ikan kecil, cacing, dan hewan kecil penghuni air lainnya. Setelah cukup banyak makan, larva capung akan berubah menjadi nimfa dan tumbuh sebagai capung imago.

Selain earwig, kepik juga terdengar cukup asing bagi telinga kita. Kepik merupakan bagian dari keluarga hemiptera. Luar biasanya, seekor kepik betina bisa menghasilkan 1000 telur hanya dalam satu musim kawin. Sayangnya tidak semua telur memiliki nasib beruntung.

Pasalnya dari 1000 telur, banyak diantaranya berakhir jadi menu makan siang hewan predator. Telur kepik biasanya diletakkan di dedaunan, dan akan menetas setelah berumur satu minggu.

Sama seperti capung, telur kepik menetas sebagai larva, dan mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar sebagai kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak mereka lewati adalah fase nimfa, dan karena itu jugalah metamorfosis kepik tidak bisa disebut sempurna.

Jangkrik menjadi salah satu hewan yang paling familiar untuk kita di Indonesia. Siapa sangka jika jangkrik juga mengalami metamorfosis tidak sempurna. Jangkrik melewati tiga tahapan dalam hidupnya yaitu telur, menetas menjadi nimfa, lalu tumbuh sebagai jangkrik dewasa atau imago.

Dibandingkan hewan lain di daftar ini, jangkrik menjadi hewan paling cepat dalam menyelesaikan proses metamorfosis mereka. Dalam satu musim kawin, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur. Telur-telur jangkrik hanya membutuhkan waktu sekitar dua atau tiga hari untuk menetas.

Setelah menetas, mereka akan menjalani hidup sebagai nimfa selama 40 hari, dan tumbuh jadi jangkrik dewasa dalam waktu 40 hari lagi. Jadi jika ditotal, jangkrik hanya membutuhkan waktu selama 83 hari untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi. Sedihnya, pertumbuhan mereka yang cepat membuat kehidupan para jangkrik berlangsung sangat singkat.

Jangkrik betina umumnya hidup selama 3 bulan atau lebih untuk bertelur, namun jangkrik jantan hidup kurang dari 3 bulan atau mati tidak lama setelah mereka kawin.

Reproduksi Perkembangan Hewan

Tidak seperti manusia yang lahir dengan organ dan bagian tubuh yang sempurna, beberapa hewan lahir penuh dengan kekurangan tertentu seperti tidak memiliki sayap, tidak memiliki alat reproduksi, bahkan tida memiliki kaki. Alhasil, untuk mengatasinya, mereka harus melakukan proses metamorfosis.

Perlu diingat bahwa setiap hewan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan seluruh proses metamorfosis mereka. Ada hewan yang bisa bermetamorfosis dalam waktu beberapa hari, tetapi mayoritas dari mereka membutuhkan beberapa minggu untuk berubah.

Umumnya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna hanya akan melewati tiga fase yaitu telur, nimfa, lalu imago. Namun beberapa hewan seperti kepik, dan capung harus melewati empat fase baik itu fase larva maupun pupa.

Grameds, kalau kamu termasuk orang yang tertarik dengan dunia hewan dan segala hal tentang hewan, kamu bisa banget nih mampir ke www.gramedia.com. Di sini, kamu akan menemukan banyak buku menarik yang membahas tentang kehidupan para hewan baik itu mamalia, serangga, atau bahkan hewan-hewan ekstrim yang belum kamu ketahui sebelumnya. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan yang terbaik buat kamu!

Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna – Setiap makhluk hidup akan tumbuh menjadi besar dan dewasa. Ketika manusia masih bayi, mereka memiliki ukuran tubuh yang kecil dan hampir tidak bisa melakukan apapun sendiri. Seiring bertambahnya waktu, bayi ini tumbuh besar melewati masa anak-anak, remaja, hingga akhirnya dewasa lalu berubah menjadi tua.

Nah, nyatanya proses ini bukan hanya terjadi pada manusia saja, melainkan juga pada hewan. Sama seperti manusia, mayoritas hewan hanya tumbuh jadi lebih besar dari sebelumnya. Namun tidak semua hewan melewati proses pertumbuhan yang normal. Beberapa hewan tertentu mengalami proses pertumbuhan yang istimewa.

Proses istimewa ini dikenal dengan istilah metamorfosis. Jadi apa itu metamorfosis? Yuk cari tahu jawabannya sama-sama!

Hewan-hewan yang Mengalami Proses Metamorfosis Tidak Sempurna

Kebanyakan dari kita mungkin hanya tahu kupu-kupu sebagai hewan yang mengalami metamorfosis. Nyatanya, ada banyak sekali hewan lain di luar sana yang mengalami proses yang sama.

Beberapa hewan mengalami metamorfosis sempurna seperti kupu-kupu, dan yang lainnya harus puas dengan metamorfosis tidak sempurna mereka. Ngomongin soal metamorfosis tidak sempurna, berikut lima hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, ada hewan apa aja?

Di dunia ini, ada sekitar 4.000 spesies kecoa yang berbeda, dan semuanya melakukan metamorfosis tidak sempurna. Saat musim kawin tiba, kecoa jantan dan betina akan bereproduksi. Seekor betina akan menghasilkan sekitar 40 sel telur yang kemudian berubah menjadi telur.

Gilanya, satu kapsul telur bisa menampung sekitar 50 kecoa. Setelah 38 hari, telur-telur ini akan menetaskan sebagai nimfa berwarna putih seperti kutu. Layaknya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, nimfa kecoa tidak akan melewati proses pupa maupun larva.

Mereka menetas dengan penampilan yang sama dengan kecoa dewasa dalam versi yang lebih kecil. Setelah melewati 42 hingga 154 hari, nimfa kecoa ini akan mengalami molting beberapa kali hingga akhirnya memasuki fase imago atau dewasa.

Sama seperti kecoa, belalang juga hanya melewati tiga fase metamorfosis yakni fase telur, fase nimfa, lalu langsung memasuki fase imago. Selama musim panas, belalang betina akan menghasilkan sekitar 10 sampai 300 telur. Mereka kemudian menyimpan telur-telur miliknya di atas pasir atau tanaman, dan mulai menetas sebagai nimfa sekitar 10 bulan kemudian.

Meski punya penampilan mirip dengan belalang dewasa, nimfa-nimfa ini belum memiliki sayap juga alat reproduksi. Kedua organ tubuh itu baru akan muncul 30 hari kemudian, setelah nimfa berganti kulit selama beberapa kali dan akhirnya menjadi dewasa.

Serangga satu ini pasti terdengar begitu asing di telinga kita. Maklum saja, earwig atau yang dalam bahasa Indonesia disebut cocopet memang tidak hidup di Indonesia dan hanya ditemukan di wilayah Afrika, Selandia Baru, Amerika, Eurasia, dan Australia.

Di siang hari, earwig akan sembunyi di celah-celah tanaman dan baru mulai aktif mencari makan ketika hari sudah gelap. Serangga satu ini akan melompat-lompat dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat untuk menemukan makanan seperti nyamuk, lalat, atau hewan kecil lain yang dia temukan.

Kehidupan seekor earwig dimulai dari telur. Seekor induk earwig dapat menghasilkan telur sebanyak 80 butir. Untuk melindungi telur-telurnya dari pemangsa, induk earwig akan menyimpannya di lubang pohon yang sempit dan tersembunyi.

Setelah melewati beberapa minggu, telur earwig akan menetas sebagai nimfa. Lambat-laun, nimfa kecil ini akan bertambah besar, melakukan pergantian kulit, sebelum akhirnya resmi menjadi earwig dewasa.

Sama seperti earwig, capung juga masuk dalam jajaran hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum akhirnya berubah jadi nimfa. Betina akan menyimpan telur capung yang berbentuk sedikit lonjong di air berarus deras seperti sungai.

Di usia tiga minggu, telur capung akan menetas menjadi larva ganas pemakan segala. Mereka biasanya akan memangsa ikan kecil, cacing, dan hewan kecil penghuni air lainnya. Setelah cukup banyak makan, larva capung akan berubah menjadi nimfa dan tumbuh sebagai capung imago.

Selain earwig, kepik juga terdengar cukup asing bagi telinga kita. Kepik merupakan bagian dari keluarga hemiptera. Luar biasanya, seekor kepik betina bisa menghasilkan 1000 telur hanya dalam satu musim kawin. Sayangnya tidak semua telur memiliki nasib beruntung.

Pasalnya dari 1000 telur, banyak diantaranya berakhir jadi menu makan siang hewan predator. Telur kepik biasanya diletakkan di dedaunan, dan akan menetas setelah berumur satu minggu.

Sama seperti capung, telur kepik menetas sebagai larva, dan mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar sebagai kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak mereka lewati adalah fase nimfa, dan karena itu jugalah metamorfosis kepik tidak bisa disebut sempurna.

Jangkrik menjadi salah satu hewan yang paling familiar untuk kita di Indonesia. Siapa sangka jika jangkrik juga mengalami metamorfosis tidak sempurna. Jangkrik melewati tiga tahapan dalam hidupnya yaitu telur, menetas menjadi nimfa, lalu tumbuh sebagai jangkrik dewasa atau imago.

Dibandingkan hewan lain di daftar ini, jangkrik menjadi hewan paling cepat dalam menyelesaikan proses metamorfosis mereka. Dalam satu musim kawin, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur. Telur-telur jangkrik hanya membutuhkan waktu sekitar dua atau tiga hari untuk menetas.

Setelah menetas, mereka akan menjalani hidup sebagai nimfa selama 40 hari, dan tumbuh jadi jangkrik dewasa dalam waktu 40 hari lagi. Jadi jika ditotal, jangkrik hanya membutuhkan waktu selama 83 hari untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi. Sedihnya, pertumbuhan mereka yang cepat membuat kehidupan para jangkrik berlangsung sangat singkat.

Jangkrik betina umumnya hidup selama 3 bulan atau lebih untuk bertelur, namun jangkrik jantan hidup kurang dari 3 bulan atau mati tidak lama setelah mereka kawin.

Reproduksi Perkembangan Hewan

Tidak seperti manusia yang lahir dengan organ dan bagian tubuh yang sempurna, beberapa hewan lahir penuh dengan kekurangan tertentu seperti tidak memiliki sayap, tidak memiliki alat reproduksi, bahkan tida memiliki kaki. Alhasil, untuk mengatasinya, mereka harus melakukan proses metamorfosis.

Perlu diingat bahwa setiap hewan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan seluruh proses metamorfosis mereka. Ada hewan yang bisa bermetamorfosis dalam waktu beberapa hari, tetapi mayoritas dari mereka membutuhkan beberapa minggu untuk berubah.

Umumnya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna hanya akan melewati tiga fase yaitu telur, nimfa, lalu imago. Namun beberapa hewan seperti kepik, dan capung harus melewati empat fase baik itu fase larva maupun pupa.

Grameds, kalau kamu termasuk orang yang tertarik dengan dunia hewan dan segala hal tentang hewan, kamu bisa banget nih mampir ke www.gramedia.com. Di sini, kamu akan menemukan banyak buku menarik yang membahas tentang kehidupan para hewan baik itu mamalia, serangga, atau bahkan hewan-hewan ekstrim yang belum kamu ketahui sebelumnya. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan yang terbaik buat kamu!

Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna – Setiap makhluk hidup akan tumbuh menjadi besar dan dewasa. Ketika manusia masih bayi, mereka memiliki ukuran tubuh yang kecil dan hampir tidak bisa melakukan apapun sendiri. Seiring bertambahnya waktu, bayi ini tumbuh besar melewati masa anak-anak, remaja, hingga akhirnya dewasa lalu berubah menjadi tua.

Nah, nyatanya proses ini bukan hanya terjadi pada manusia saja, melainkan juga pada hewan. Sama seperti manusia, mayoritas hewan hanya tumbuh jadi lebih besar dari sebelumnya. Namun tidak semua hewan melewati proses pertumbuhan yang normal. Beberapa hewan tertentu mengalami proses pertumbuhan yang istimewa.

Proses istimewa ini dikenal dengan istilah metamorfosis. Jadi apa itu metamorfosis? Yuk cari tahu jawabannya sama-sama!

Metamorfosis sempurna

Metamorfosis sempurna adalah jenis metamorfosis dimana hewan tersebut melewati fase telur, larva, kepompong atau pupa, lalu imago. Hewan yang melakukan metamorfosis sempurna tidak melewati proses nimfa, dan karena tidak melewati proses nimfa, hewan-hewan ini akan menetas sebagai larva yang memiliki penampilan berbeda dengan induknya.

Penampilan ini baru akan berubah seperti induknya ketika hewan tersebut sudah melewati fase kepompong dan mencapai fase imago atau dewasa. Hewan-hewan yang bisa jadi contoh metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu dan tawon.

Hewan-hewan yang Mengalami Proses Metamorfosis Tidak Sempurna

Kebanyakan dari kita mungkin hanya tahu kupu-kupu sebagai hewan yang mengalami metamorfosis. Nyatanya, ada banyak sekali hewan lain di luar sana yang mengalami proses yang sama.

Beberapa hewan mengalami metamorfosis sempurna seperti kupu-kupu, dan yang lainnya harus puas dengan metamorfosis tidak sempurna mereka. Ngomongin soal metamorfosis tidak sempurna, berikut lima hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, ada hewan apa aja?

Di dunia ini, ada sekitar 4.000 spesies kecoa yang berbeda, dan semuanya melakukan metamorfosis tidak sempurna. Saat musim kawin tiba, kecoa jantan dan betina akan bereproduksi. Seekor betina akan menghasilkan sekitar 40 sel telur yang kemudian berubah menjadi telur.

Gilanya, satu kapsul telur bisa menampung sekitar 50 kecoa. Setelah 38 hari, telur-telur ini akan menetaskan sebagai nimfa berwarna putih seperti kutu. Layaknya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, nimfa kecoa tidak akan melewati proses pupa maupun larva.

Mereka menetas dengan penampilan yang sama dengan kecoa dewasa dalam versi yang lebih kecil. Setelah melewati 42 hingga 154 hari, nimfa kecoa ini akan mengalami molting beberapa kali hingga akhirnya memasuki fase imago atau dewasa.

Sama seperti kecoa, belalang juga hanya melewati tiga fase metamorfosis yakni fase telur, fase nimfa, lalu langsung memasuki fase imago. Selama musim panas, belalang betina akan menghasilkan sekitar 10 sampai 300 telur. Mereka kemudian menyimpan telur-telur miliknya di atas pasir atau tanaman, dan mulai menetas sebagai nimfa sekitar 10 bulan kemudian.

Meski punya penampilan mirip dengan belalang dewasa, nimfa-nimfa ini belum memiliki sayap juga alat reproduksi. Kedua organ tubuh itu baru akan muncul 30 hari kemudian, setelah nimfa berganti kulit selama beberapa kali dan akhirnya menjadi dewasa.

Serangga satu ini pasti terdengar begitu asing di telinga kita. Maklum saja, earwig atau yang dalam bahasa Indonesia disebut cocopet memang tidak hidup di Indonesia dan hanya ditemukan di wilayah Afrika, Selandia Baru, Amerika, Eurasia, dan Australia.

Di siang hari, earwig akan sembunyi di celah-celah tanaman dan baru mulai aktif mencari makan ketika hari sudah gelap. Serangga satu ini akan melompat-lompat dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat untuk menemukan makanan seperti nyamuk, lalat, atau hewan kecil lain yang dia temukan.

Kehidupan seekor earwig dimulai dari telur. Seekor induk earwig dapat menghasilkan telur sebanyak 80 butir. Untuk melindungi telur-telurnya dari pemangsa, induk earwig akan menyimpannya di lubang pohon yang sempit dan tersembunyi.

Setelah melewati beberapa minggu, telur earwig akan menetas sebagai nimfa. Lambat-laun, nimfa kecil ini akan bertambah besar, melakukan pergantian kulit, sebelum akhirnya resmi menjadi earwig dewasa.

Sama seperti earwig, capung juga masuk dalam jajaran hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum akhirnya berubah jadi nimfa. Betina akan menyimpan telur capung yang berbentuk sedikit lonjong di air berarus deras seperti sungai.

Di usia tiga minggu, telur capung akan menetas menjadi larva ganas pemakan segala. Mereka biasanya akan memangsa ikan kecil, cacing, dan hewan kecil penghuni air lainnya. Setelah cukup banyak makan, larva capung akan berubah menjadi nimfa dan tumbuh sebagai capung imago.

Selain earwig, kepik juga terdengar cukup asing bagi telinga kita. Kepik merupakan bagian dari keluarga hemiptera. Luar biasanya, seekor kepik betina bisa menghasilkan 1000 telur hanya dalam satu musim kawin. Sayangnya tidak semua telur memiliki nasib beruntung.

Pasalnya dari 1000 telur, banyak diantaranya berakhir jadi menu makan siang hewan predator. Telur kepik biasanya diletakkan di dedaunan, dan akan menetas setelah berumur satu minggu.

Sama seperti capung, telur kepik menetas sebagai larva, dan mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar sebagai kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak mereka lewati adalah fase nimfa, dan karena itu jugalah metamorfosis kepik tidak bisa disebut sempurna.

Jangkrik menjadi salah satu hewan yang paling familiar untuk kita di Indonesia. Siapa sangka jika jangkrik juga mengalami metamorfosis tidak sempurna. Jangkrik melewati tiga tahapan dalam hidupnya yaitu telur, menetas menjadi nimfa, lalu tumbuh sebagai jangkrik dewasa atau imago.

Dibandingkan hewan lain di daftar ini, jangkrik menjadi hewan paling cepat dalam menyelesaikan proses metamorfosis mereka. Dalam satu musim kawin, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur. Telur-telur jangkrik hanya membutuhkan waktu sekitar dua atau tiga hari untuk menetas.

Setelah menetas, mereka akan menjalani hidup sebagai nimfa selama 40 hari, dan tumbuh jadi jangkrik dewasa dalam waktu 40 hari lagi. Jadi jika ditotal, jangkrik hanya membutuhkan waktu selama 83 hari untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi. Sedihnya, pertumbuhan mereka yang cepat membuat kehidupan para jangkrik berlangsung sangat singkat.

Jangkrik betina umumnya hidup selama 3 bulan atau lebih untuk bertelur, namun jangkrik jantan hidup kurang dari 3 bulan atau mati tidak lama setelah mereka kawin.

Reproduksi Perkembangan Hewan

Tidak seperti manusia yang lahir dengan organ dan bagian tubuh yang sempurna, beberapa hewan lahir penuh dengan kekurangan tertentu seperti tidak memiliki sayap, tidak memiliki alat reproduksi, bahkan tida memiliki kaki. Alhasil, untuk mengatasinya, mereka harus melakukan proses metamorfosis.

Perlu diingat bahwa setiap hewan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan seluruh proses metamorfosis mereka. Ada hewan yang bisa bermetamorfosis dalam waktu beberapa hari, tetapi mayoritas dari mereka membutuhkan beberapa minggu untuk berubah.

Umumnya hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna hanya akan melewati tiga fase yaitu telur, nimfa, lalu imago. Namun beberapa hewan seperti kepik, dan capung harus melewati empat fase baik itu fase larva maupun pupa.

Grameds, kalau kamu termasuk orang yang tertarik dengan dunia hewan dan segala hal tentang hewan, kamu bisa banget nih mampir ke www.gramedia.com. Di sini, kamu akan menemukan banyak buku menarik yang membahas tentang kehidupan para hewan baik itu mamalia, serangga, atau bahkan hewan-hewan ekstrim yang belum kamu ketahui sebelumnya. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan yang terbaik buat kamu!

Hewan mengalami daur hidup, yaitu tahapan perkembangan sejak lahir atau menetas hingga dewasa. Ada hewan-hewan yang mengalami perubahan bentuk tubuh yang signifikan dalam pertumbuhannya, ada pula yang tidak.

Hewan yang mengalami perubahan dalam pertumbuhannya disebut mengalami metamorfosis. Nah ada metamorfosis sempurna, ada pula yang tidak sempurna.

Menurut Buku Biologi SMA dan MA Jilid 3, metamorfosis adalah perubahan ukuran, bentuk dan bagian-bagian tubuh hewan dari satu stadium ke stadium berikutnya. Metamorfosis menjadi proses pertumbuhan dan perkembangan hewan, khususnya serangga dan amfibi menuju dewasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam siklus hidupnya, hewan mempunyai struktur dan fungsi tubuh pada setiap stadium. Metamorfosis dikendalikan oleh hormon dan di bawah pengaruh hormon ini, ukuran tubuh hewan bertambah, serta jaringan terorganisasi dan bagian-bagian tubuh pun kembali dibentuk.

Mengutip jurnal Keanekaragaman serangga pada perdu di kawasan pegunungan sawang ba'u, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Selatan, pada umumnya, serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan tahapan yang berbeda: telur-larva-pupa dan imago. Bagi serangga, ordo yang mengalami metamorfosis sempurna adalah Lepidoptera, Diptera, Coleoptera dan Hymenoptera.

Sementara, metamorfosis tidak sempurna memiliki siklus hidup dengan tahapan: telur-nimfa dan imago.

Mengutip buku llmu Pengetahuan Alam, Daur Hidup Hewan di Lingkungan Sekitar, kupu-kupu menjadi salah satu hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. Daur hidup serangga ini dimulai dari telur yang diletakkan di atas dedaunan.

Kemudian, telur menetas menjadi larva atau hewan muda yang akan berubah bentuk saat menjadi dewasa. Larva disebut juga sebagai ulat.

Lama kelamaan, larva diam tidak bergerak, seiring semakin lama gerakannya hewan ini membungkus dirinya dengan benang yang terbuat dari air liurnya. Setelah seluruh tubuhnya terbungkus benang, ulat berubah menjadi kepompong/pupa.

Setelah jadi kepompong, ulat berhenti makan. Perlahan, ulat yang terbungkus benang itu pun berubah menjadi kupu-kupu.

Kupu-kupu dewasa akan bertelur dan meletakkan telurnya di atas dedaunan lagi. Telur-telur akan menetas jadi ulat kemudian menjadi kepompong. Dari kepompong, keluarlah kupu-kupu lagi. Begitu terjadi terus menerus.

Tahapan metamorfosis kupu-kupu: Telur-larva-pupa-kupu kupu

Sementara, contoh tahapan metamorfosis tidak sempurna bisa dilihat dari pertumbuhan kucing. Kucing betina hamil sekitar sembilan minggu. Dia bisa melahirkan dua sampai lima ekor anak kucing.

Mata anak kucing tertutup selama minggu pertama atau kemudian mulai merangkak pelan setelah berusia dua minggu. Induk kucing menjaga anak-anaknya sampai bisa mandiri.

Tahap metamorfosis kucing: Kucing dewasa melahirkan anak kucing-anak kucing tumbuh jadi kucing muda-kucing muda tumbuh jadi kucing dewasa.

Dikutip dari laman resmi Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering di Politeknik Pertanian Negeri Kupang, metamorfosis sempurna disebut juga dengan perkembangan holometabola yang dialami hewan. Serangga muda dengan metamorfosis sempurna disebut larva, sementara, saat berkembang menjadi serangga dewasa disebut imago.

Pada intinya, hewan yang bermetamorfosis sempurna mengalami perubahan bentuk yang sangat mencolok. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, nyamuk, dan katak.

Pada metamorfosis tidak sempurna, perubahan bentuk antar stadium tidak terlalu mencolok. Pada tahap nimfa (individu kecil), hewan sudah dalam bentuk sempurna, hanya besarnya saja yang berbeda. Selain itu sistem organnya belum berfungsi secara maksimal.

Adapun ciri-ciri hewan yang tidak bermetamorfosis secara sempurna adalah:

Mengutip buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5, Capung adalah salah satu contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna dalam siklus hidupnya. Hal ini karena capung tidak mengalami stadium pupa.

Daur hidup capung dimulai dari telur yang menetas lalu berkembang menjadi serangga muda atau nimfa. Semakin besar, capung kecil pun berubah menjadi capung dewasa.

Sama seperti capung, belalang juga melewati tiga fase perkembangan daur hidup, yaitu telur-nimfa- imago (belalang dewasa).

Kecoa dewasa bertelur, kemudian telurnya menetas menjadi kecoa muda atau nimfa. Bentuk nimfa mirip dengan kecoa dewasa, namun belum memiliki sayap.

Nimfa berkembang dan mengalami pergantian kulit berkali-kali sebelum menjadi dewasa. Setelah, kecoa bertelur lagi dan seterusnya.

Tahapan metamorfosis jangkrik yaitu melalui telur-nimfa-imago (jangkrik dewasa).

Itulah informasi mengenai metamorfosis, mulai dari pengertian, jenis-jenis hingga contoh dari metamorfosis tidak sempurna. Semoga bermanfaat detikers.

Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna – Setiap makhluk hidup akan tumbuh menjadi besar dan dewasa. Ketika manusia masih bayi, mereka memiliki ukuran tubuh yang kecil dan hampir tidak bisa melakukan apapun sendiri. Seiring bertambahnya waktu, bayi ini tumbuh besar melewati masa anak-anak, remaja, hingga akhirnya dewasa lalu berubah menjadi tua.

Nah, nyatanya proses ini bukan hanya terjadi pada manusia saja, melainkan juga pada hewan. Sama seperti manusia, mayoritas hewan hanya tumbuh jadi lebih besar dari sebelumnya. Namun tidak semua hewan melewati proses pertumbuhan yang normal. Beberapa hewan tertentu mengalami proses pertumbuhan yang istimewa.

Proses istimewa ini dikenal dengan istilah metamorfosis. Jadi apa itu metamorfosis? Yuk cari tahu jawabannya sama-sama!

Metamorfosis tidak sempurna

Metamorfosis tidak sempurna atau disebut juga dengan hemimetabola, adalah metamorfosis yang tidak mengalami proses pupa dan larva. Jadi hewan-hewan yang mengalami proses metamorfosis tidak sempurna akan langsung menuju fase dewasa.

Ciri utama hewan yang memiliki metamorfosis tidak sempurna adalah, mereka memiliki bentuk yang tetap ketika menetas dan perubahannya hanya menyangkut pada ukuran tubuh saja.

Ciri lainnya yang tidak kalah penting adalah, hewan-hewan ini sering melakukan pergantian kulit atau molting. Pergantian kulit ini dilakukan karena hewan tersebut bertambah besar. Saking besarnya, kulit mereka tidak sanggup lagi untuk menutupi tubuhnya sehingga membutuhkan kulit baru yang lebih sesuai dengannya.

BACA JUGA: 14 Hewan Langka Di Indonesia Yang Dilindungi

Tahapan-tahapan dalam Metamorfosis

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, proses metamorfosis memakan waktu cukup lama dan harus melewati beberapa tahapan. Dimulai dari telur, lalu berkembang jadi nimfa, menetas menjadi larva, bertahan dalam fase pupa, sebelum mencapai fase dewasa atau imago yang menjadi tahapan terakhir dalam metamorfosis. Biar lebih jelas, berikut tahapan-tahapan dalam metamorfosis yang harus dilalui oleh para hewan.

Telur merupakan tahapan pertama dalam kehidupan seekor hewan. Telur berasal dari sel telur yang dimiliki oleh betina. Sel telur kemudian dibuahi oleh jantan, dan berubah menjadi telur. Para betina biasanya menyimpan telur mereka di tempat yang paling aman sekaligus paling sesuai bagi bayi-bayi mereka saat menetas nanti.

Telur nyamuk misalnya disimpan di genangan air karena sebelum berubah menjadi nyamuk, telur ini akan menetas sebagai jentik yang bertahan hidup di air. Begitu juga dengan telur kupu-kupu.

Meski kupu-kupu bisa terbang, dan bisa meletakkannya telurnya di tempat tinggi, para kupu-kupu lebih memilih meletakkan calon anaknya di dedaunan. Meski tidak terlalu aman, ketika telur menetas, larva kupu-kupu membutuhkan dedaunan di sekitar mereka untuk dimakan dan bertahan hidup. Karena alasan itulah para induk kupu-kupu meletakkan telur mereka di dedaunan, agar bayi-bayi mereka kelak tidak kelaparan.

Di dalam telur, bayi-bayi hewan ini mulai hidup. Perlahan tapi pasti, organ tubuh mereka mulai terbentuk dan berfungsi. Setelah semuanya siap, telur ini mulai menetas dan memiliki penampilan yang menyerupai induk mereka dalam versi yang lebih kecil. Bayi-bayi hewan ini kemudian dikenal dengan istilah nimfa, dan hanya terjadi pada hewan yang mengalami metamorfosis yang tidak sempurna.

Normalnya, hewan yang melewati tahapan atau fase larva akan mengalami metamorfosis sempurna. Namun beberapa hewan dengan metamorfosis tidak sempurna juga kerap kali terlahir sebagai larva.

Tahapan ini terjadi, karena hewan tersebut memiliki bentuk yang jauh berbeda dengan induknya. Saat masih menjadi larva, hewan juga aktif bergerak. Tidak hanya aktif, mereka juga makan dalam jumlah cukup banyak. Menariknya, makanan yang disantap oleh larva tidak semuanya dicerna.

Di saat yang sama, larva-larva hewan juga menyimpan sebagian makanan yang mereka dapatkan, dan menjadikannya makanan cadangan. Hal ini dilakukan karena pada tahapan selanjutnya, larva hewan tidak bisa makan, dan hanya akan fokus pada perubahan tubuhnya.

Setelah mengumpulkan makanan yang cukup, larva akan berhenti makan, lalu mulai menutup diri dan berubah menjadi kepompong atau pupa. Selama berubah jadi kepompong, larva hewan tidak bisa pergi kemana-mana. Untuk melindungi diri dari pemangsa atau gangguan luar, larva melapisi kepompong mereka dengan kerangka kuat yang dikenal dengan nama kokon.

Dan meski dari luar kepompong tampak mati, namun di bagian dalamnya, larva justru aktif melakukan perubahan besar-besaran pada tubuh mereka. Tidak jarang selama fase ini, organ tubuh baru muncul dan membuat penampilan mereka menyerupai induknya.

Untuk perubahan ini larva memang membutuhkan energi besar, dan karena mereka tidak lagi makan, mereka mulai menggunakan cadangan makanan yang ada dan mengubahnya jadi energi. Perlu diingat bahwa setiap hewan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan fase ini.

Larva kupu-kupu membutuhkan waktu selama kurang lebih dua belas hari, sedangkan jentik membutuhkan waktu hanya sekitar dua atau tiga hari untuk menyelesaikan fase pupa dan berubah menjadi nyamuk dewasa.

Setelah menyelesaikan fase sebelumnya, para hewan akan keluar dari kepompong mereka. Bukan sebagai larva, melainkan imago atau hewan dewasa dengan penampilan yang jauh berbeda. Selain penampilan yang berubah, para hewan yang sudah memasuki fase imago juga memiliki habitat dan makanan yang berbeda. Kupu-kupu misalnya, mereka tidak akan lagi tinggal di dedaunan melainkan terbang ke wilayah yang memiliki kelembapan tinggi dan menyantap madu bunga atau nektar sebagai makanannya.

Di fase ini juga, para hewan imago akan mulai mencari pasangan saat musim kawin tiba, dan bereproduksi. Para betina akan bertelur, lalu telur itu menetas, menjadi nimfa, larva, pupa, lalu dewasa.